Pentingnya Masker Selama Pandemi, Masih Mau Abai Untuk Tidak Menggunakannya?
Berita
/Semenjak wabah Covid-19 menyerang seluruh dunia pada awal 2020 lalu, jutaan orang sudah terinfeksi dan virus pun sudah bermutasi hingga muncul varian Covid-19 yang tingkat penularannya berbeda-beda.
Varian terakhir yang baru muncul, yakni varian Omicron diketahui memiliki tingkat penularan yang sangat tinggi. Pemerintah pun semakin gencar memberlakukan “double mask” kepada masyarakat yang beraktivitas di luar rumah.
Coronavirus sendiri diketahui dapat menyebar melalui droplet yang dihasilkan dari hidung atau mulut saat bersin, batuk, bahkan berbicara.Penggunaan masker sangat penting dalam menekan angka penyebaran Covid-19. Lapisan masker sendiri sangat efektif untuk mencegah kita terkena partikel droplet dari orang lain.
Sebagian orang masih ada yang enggan menggunakan masker dengan alasan jika varian terbaru Covid-19 tidak menimbulkan gejala yang terlalu berat. Namun faktanya, ada juga korban yang meninggal dunia akibat Covid-19 varian Omicron. Hal tersebut membuktikan jika anggapan kalau gejala yang dialami penderita Covid-19 belum tentu benar.
Sebelumnya juga beredar informasi jika penggunaan masker dapat menyebabkan hiperkapnia atau kondisi dimana jumlah karbondioksida di dalam darah terlalu tinggi sehingga menimbulkan gejala seperti pusing, sakit kepala hingga sesak nafas. Informasi yang tidak berlandaskan fakta tersebut membuat semakin banyak masyarakat yang enggan menggunakan masker.
Padahal faktanya, penggunaan masker tidak membuat seseorang akan menghirup karbondioksida lebih banyak, dan tidak pula mengurangi kadar oksigen yang dihirup. Lapisan masker sudah didesain ketebalannya sehingga partikel oksigen dan karbondioksida yang ukurannya sangat kecil dapat melewati lapisan dengan mudah. Hal yang berbeda tidak berlaku pada droplet, partikel droplet diketahui berukuran jauh lebih besar dibandingkan dengan partikel udara. Sehingga biasanya tidak mudah untuk droplet dapat menembus lapisan masker.
Data dari CDC (Centres for Diseases Control and Prevention) menunjukan jika orang-orang di California yang menggunakan masker bahan menurunkan resiko terinfeksi Covid-19 sebesar 56% dan yang menggunakan masker medis hingga 66%. Selain di tempat terbuka yang ramai, masker juga harus tetap digunakan bagi orang-orang yang beraktivitas dalam ruangan.
Lalu, meskipun seseorang sudah divaksin atau bahkan sudah pernah terinfeksi Covid-19 tetaplah gunakan masker dengan patuh. Karena walaupun sudah ada antibodi yang terbentuk didalam tubuh, penularan Covid-19 masih sangat mungkin terjadi. Masih belum ada kepastian kapan pandemi ini akan segera berkahir, oleh karena itu penting bagi kita untuk selalu patuh terhadap protokol kesehatan agar angka penularan Covid-19 dapat semakin ditekan.
Referensi